1/08/2009

angkutan delman di Jakarta hilang perlahan

Artikel pendidikan
By. Deon cool

Judul : angkutan delman di Jakarta hilang perlahan
key word : angkutan, delman, Jakarta, hilang, perlahan
Ini artikel deon selanjutnya tentang pendidikan
Jadilah pembaca yang baik dengan meninggalkan komentar
Semoga informasi ini bermanfaat buat kita semua

angkutan delman di Jakarta hilang perlahan

sejak dilarangnya delman beroperasi didaerah Jakarta, tepatnya disekitar kawasan monas ( Monumen Nasional ), karena telah ada kereta wisata yang dipakai disana, yang berfungsi mengantarkan pengunjung dari tempat parkir ke pintu monas.

Mengapa pemerintah melarang delman untuk beroperasi didaerah monas ?, mungkin itu menjadi pertanyaan kita semua. Pemerintah kita mengatakan bahwa kotaran dari kuda penarik delman itu mencemari kebersihan dari daerah sekitar monas., padahal dari salah seorang penarik delman mengatakan ‘ kotoran itu telah kami tampung’

Sekarang sejak delman tidak beroperasi lagi didaerah monas, mereka beroperasi didaerah – daerah komplek perumahan. Tapi mereka memiliki satu kendala dalam hal tingkat kecelakaan. Soalnya rute perjalanan yang mereka tempuh elewati jalan raya yang penuh dengan kendaraan.

Semoga saja pemerintah kita bisa kembali melihat kondisi para penarik delman, dan bisa membantu memecahkan masalah yang mereka hadapi. Karena delman adalah salah satu alat transfortasi khas daerah kita. Haruskah kita menghilangkan budaya asli daerah kita, hanya karena alas an kebersihan. Apakah tidak ada jalan lain untuk mengatasi masalah kebersihan itu. Mari kita berfikir bersama untuk membantu mereka.


Semoga dapat menambah pengetahuan
Artikel pendidikan By. Deon cool
http://katadeon.blogspot.com

Artikel Yang Berhubungan



7 komentar:

Anonymous said...

Berarti bentar lagi lagu anak-2 'naek Delman' bisa musnah bersama hilangnya Delman di Jakarta dong?

Anonymous said...

iya, lagunya jadi ganti
"pada hari minggu kuturut ayah ke kota
naik "taxi" istimewa ku "bayar lebih mahal"
dst...hehe

Anonymous said...

kalau memang dah gak bisa bersaing,
ya mau gimana lagi? biarlah pasar yang menentukan :)

tiyo avianto said...

wah..aq sih kalau dihadapkan dengan hal semacam ini susah buat menjawab...yang jelas namanya kebudayaan..adalah cerminan keragaman kasanah budaya bangsa...yang seharus dilestarikan nilai keluhurannya...

Anonymous said...

wah.....memang bener kalo untuk di yaharta yah mungkin kalo di daerah enggak, aku masih punya kok

Anonymous said...

Aku masih sering menjumpai delman di Pasar Palmerah ketika pulang kerja. Bahkan rekan sekerjaku juga naik delman dari seberang Stasiun KA Palmerah ke TVRI Senayan.

Achmad Solichin said...

jika dikelola, delman mungkin bisa jadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan..

Post a Comment